Rabu, 17 Juni 2009

Patahkan saja...Aku !

Aku bisu...DIAM.
Sisa kekuatanku teriris menjadi bagian-bagian kecil, menjatuhkanku lunglai diatas duka menganga...
Ketika perasaan hati pergi, haruskah kusesali ???
Maaf, hatiku kini tak utuh untukmu...terbagi kekasihku...
Aku malu' Lukiskan wajahmu di anganpun kini ku tak mampu.
Aku melupakanmu sayang, jangan salahkan aku!
Maki saja perasaanku yang telah berubah
laksana putih aku bercampur dengan arang yang tak mampu putih kembali.
Jangan membenciku wahai belahan lain jiwaku, JANGAN MENGADU !
Kudengar katanya kau tegar, Laksana nyiur yang hanya kan merunduk tanpa patah...
Seperti karang...Seperti kuatnya badai...
Itu yang kau teriakkan padaku diantara makianmu terakhir sua kala itu
Kau lupa sayangku'
Kau lupa bahwa kau hanya dapat bertahan karena cintaku!
Karena sentuhku, belaianku...KARENA AKU !!!
Tapi kau memang hebat kasihku...
Kau benar-benar pergi mengikuti angkuhmu, walau terus tak habis mulutmu tebarkan maki untukku...
Maafkan sayang, Maafkan jika kini kukibarkan perang.
Aku memang masih lagi diam sayangku, tapi tanpa kau sadari kini kusedang menunggu waktuku
aku menunggu untuk menghempaskanmu
dan aku masih lagi mencari waktu...
Aku belum lagi patah sayangku, Aku hanya mengalah untukmu ( Tertawalah )
aku tahu airmatamu terjatuh...!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar