Rabu, 17 Juni 2009

PROLOG AKHIR

Created By Veetree

Mars dan venus mungkin tak dapat disatukan bumi walaupun dijodohkan alam…
Bukankah Romeo dan Juliet pun saling meninggalkan?.
Ketika kau pergi, tangisanpun tak runtuh setetes. Seperti pengertian dahan akan kepergian daun menguning pada waktunya tiba. Lautan punya ombak yang datang berganti untuk membelai tipis bibir lautan, semua kebisingan akan berganti suara-suara lainnya dari pecahnya sunyi. Aku percaya, Tak ada yang abadi…
Dalam diam bisu malam,
Botol kisahku ditutup dan dibuang kelautan sepi. Terombang-ambing luka-luka jiwa, berharap pelukan ombak menyelamatkan kerapuhan.
Tak ada Tangisan ! Aku tahu, Jika tenggelam ragaku ditelan badai, Mutiara dibawah sana kan menanti ciuman panjangku menemaninya. Takkan mungkin sendirian, masih ada lautan…
Kurasakan tenggelam lantak menjemputku dalam pekatnya jelaga, Lumpuh syarafku.
Gulita menyambar hentakkan kedua tanganku keudara, menggelepar tubuhku terhempas. Nafasku sesak ! “ Inilah saatnya ” ratapku pilu sesaat.
Inilah saatnya AKU PERGI…
Diatas sana, jaring-jaring dunia lain menangkapku. Disentuhnya aku seperti kesayangan. Bibirnya didaratkan di atas bibirku dalam kecupan. Aku merasakan kehangatan dalam airmatanya, Lalu kami bersama mulai menangisi waktu.
“Mengapa begitu lamanya aku menantimu sayangku” ia terisak dibahuku. Dihentakan detik selanjutnya kami saling bercinta dalam selimut keangkuhannya yang dingin. Ia menyiksaku hingga aku menangis meratap. Ia tertawa begitu keras hingga kuterbangun dalam gulana. ketika ia mencium tanganku begitu lembut sebelum meninggalkanku dalam tangisan yang panjang, Ia berucap…
“Cinta adalah kekalahanmu sayang dan Mati adalah kebodohan terbesarmu…pandanglah cinta sebelah matamu, lalu lihatlah betapa Ia berlutut terpesona oleh Angkuhmu. Ia yang seharusnya menghamba, Bukan Kau !”
Aku tertegun, Benarkah itu ??? aku bertanya…
Tak ada suara, tak ada jawaban…

Tidak ada komentar:

Posting Komentar